Senyuman dan tawanya yang renyah kriuk kriuk bak…

on

Senyuman dan tawanya yang renyah, kriuk… kriuk bak kerupuk, mengingatkanku pada sesosok wajah.
Bening tatap matanya yang mengkerling teratur, dan tak pernah lekat bertemu pandang, menyadarkanku akan indah ciptaan-Nya.
Denting suaranya nan merdu, lembut dan membuai, tenteramkan jiwa sesegeranya.
Geraknya nan tak gesit memang, namun anggun dan berirama adalah bukti bahwa kita memang berbeda.
Seringkali ku lihat ia menunduk (malu atau menjaga pandangankah?) membuatku penasaran, ada apa dengan semua itu?
Ai! Terkadang ku lihat ekspresinya sungguh bahagia. Ya, terlihat jelas dari senyumannya nan lepas…bebas… , lalu tatapnya riang penuh makna. Sedangkan kedua bola mata tadi, bergulir pelan, ke kiri dan kemudian ke kanan. Yes! Ia sedang mencari bayanganku. “Wahai sahabat, engkau ada di mana?”, tanyanya bersama lembut suara nan memikat gendang telingaku untuk segera mendekatinya. Lalu, ku segera memeluk tubuh tirus itu. Tanpa suara. Tanpa jawaban. Tanpa kata. Hening. Teduh pun menjelma. Kemudian ku merasakan bulir hangat menggelinding cepat dari kedua bola mata ini. Sedangkan jiwaku? Ia sedang tersenyum. Karena ia tidak dapat menatap untai bening nan berjatuhan.
Dalam dekapan nan semakin erat, kami bersenyuman lebih indah.

“Ada gita cinta yang sedang kita bina. Ada cita dan asa nan menemani. Kita satu selamanya, hingga di akhir usia menjelang. Terima kasih yaa, untuk waktu yang rela engkau buang percuma. Demi mengakrabiku lebih sering, untuk meramaikan langkah-langkah ini, dalam melanjutkan perjalanan kita.”.

@istana hati, belum menatap mentari lagi.

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)