Kita boleh menjejakkan kedua telapak kaki ini bersama-sama,
mengatur ritme perjalanan agar senada,
mengukur tingkat kesyukuran dengan senyuman yang kita tebarkan,
mulai berusaha menjelang sang fajar menyapa,
hingga nanti mentari pagi hadir dalam wajah cerianya,
wahai…bersama kita menantinya,
berteman bahagia pula,
Wahai mentari hati,
teruslah membagi suara hati,
sebagai bukti eksistensi,
dalam kehidupan dunia ini,
agar ia tak hanya sekadar mimpi,
namun telah terlaksanai,
ya, kita menjalani dengan sepenuh hati,
menikmati….
seperti suasana pagi ini,
di sini,
Wahai sahabat hati,
kita akan selalu merindukan sampai akhir nanti,
ai…!
indahnya hari demi hari,
semakin berseri-seri,
di dalam naungan ridha Illahi,
ingiiin sangat dapat terus berbagi,
di jalan ini,
yang sedang kita tempuh detik ini,
harap bersua denganmu wahai sahabat hati,
sesegera mungkin di dunia ini,
dalam waktu yang terus mengelilingi,
untuk kita isi,
dengan jejak-jejak diri,
hingga nanti kita pun kembali,
ke kampung halaman yang abadi,
nan telah lama menanti,
merindui,
seperti yang kita alami kini,
yuuks kita saling mensupport, mengingatkan, menyemangati,
meski jarak masih membatasi,
namun saat hati kita bersemi,
jarak bukanlah satu alasan pasti,
untuk tidak saling mengingati,
karena kita teman sejati,
Wahai sahabat hati
ku ukir senyuman saat ini,
untukmu… ya, untukmu… ai!
😀
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28) Cancel reply
Kita boleh menjejakkan kedua telapak kaki ini bersama-sama,
mengatur ritme perjalanan agar senada,
mengukur tingkat kesyukuran dengan senyuman yang kita tebarkan,
mulai berusaha menjelang sang fajar menyapa,
hingga nanti mentari pagi hadir dalam wajah cerianya,
wahai…bersama kita menantinya,
berteman bahagia pula,
Wahai mentari hati,
teruslah membagi suara hati,
sebagai bukti eksistensi,
dalam kehidupan dunia ini,
agar ia tak hanya sekadar mimpi,
namun telah terlaksanai,
ya, kita menjalani dengan sepenuh hati,
menikmati….
seperti suasana pagi ini,
di sini,
Wahai sahabat hati,
kita akan selalu merindukan sampai akhir nanti,
ai…!
indahnya hari demi hari,
semakin berseri-seri,
di dalam naungan ridha Illahi,
ingiiin sangat dapat terus berbagi,
di jalan ini,
yang sedang kita tempuh detik ini,
harap bersua denganmu wahai sahabat hati,
sesegera mungkin di dunia ini,
dalam waktu yang terus mengelilingi,
untuk kita isi,
dengan jejak-jejak diri,
hingga nanti kita pun kembali,
ke kampung halaman yang abadi,
nan telah lama menanti,
merindui,
seperti yang kita alami kini,
yuuks kita saling mensupport, mengingatkan, menyemangati,
meski jarak masih membatasi,
namun saat hati kita bersemi,
jarak bukanlah satu alasan pasti,
untuk tidak saling mengingati,
karena kita teman sejati,
Wahai sahabat hati
ku ukir senyuman saat ini,
untukmu… ya, untukmu… ai!
😀
🙂 🙂 🙂
LikeLike
SoulMate Interesting I looking forward to learning more about who you? Thank you for the follow…
LikeLike
🙂 Hai Chris Jensen, you are welcome…
LikeLike