My Friend’s Baby Boy

​”Keceriaan itu seperti mentari menerangi alam. Ia menularkan pencerahan, pada objek yang ia sinari. Ia memberikan kebahagiaan pada apapun dan sesiapapun yang ia temui. Ia membuat wajah lebih ringan, berseri-seri. Ia mengajak objek yang ada di depannya, berekspresi. Ia adalah inspirasi.”

Ini tentang ceria yang terbagi, dari seorang teman. Ia ceria, melihat keceriaan ekspresi buah hatinya. Keceriaannya hadir saat menyaksikan ekspresi si kecil. Ekspresi yang ia pandangi lagi dan lagi. Ekspresi yang ku pandangi lagi dan lagi, juga. Lalu, menyukai.

Keceriaan yang ingin ku rangkai saat ini. Keceriaan yang sampai padaku. Karena ia rela membagi. Membagi keceriaannya melalui ekspresi.

***

Hari-hari terakhir, adalah bulan September. Yah, termasuk hari ini. Hari ini adalah tanggal empat belas September. Tanggal ini adalah separuh awal dari bulan September. Bulan yang semoga kita hiasi dengan keceriaan, yaa. Keceriaan yang membuat senyuman mudah menebar wajah. Keceriaan yang memberi kita kesempatan sumringah. Keceriaan yang dengan sendirinya, melimpah pada sesiapapun yang ada di dekat kita. Lha, bagaimana bisa? Semudah itukah keceriaan berpindah?

Ini bukan teori, namun merupakan bagian dari fakta yang ku perhati. Iya, ku mengalaminya. Keceriaan seseorang di depanku, mampu membuatku ceria seketika itu juga. Aku pun tersenyum, aku bersuka ria. Karena  keceriaannya sampai padaku. Keceriaan yang ku rasakan, dengan turut merasakan yang ia rasakan. Sehingga ia yang ceria, menceriakanku. Mengapa? Karena ia membagi cerianya.

Seorang temanku terlihat ceria, sejak awal bulan ini. Lantas, ku berceria membersamainya. Ia ceria, akhirnya bisa beli android baruuuuu. Yuuhuu. Sangat baru.

“Kaak, aku jadi beliiiii 😀 ,” ia memamerkan padaku.

Sambil memperlihatkan benda persegi panjang yang masih bening. Ia membawa ekspresi ceria, keesokan harinya. Saat kami bertemu lagi. Setelah hari-hari sebelumnya, ia sampaikan padaku, ingin membeli satu saja. Supaya ia tidak jenuh. Ketika tidak ada kerjaan lagi atau setelah satu pekerjaan selesai ia lakukan dan ingin refresh sejenak. Aku menyetujui dan mendukung rencananya.

Berikutnya, ia pun mencari-cari informasi terkait tipe yang ia inginkan. Melalui android jadulku yang ku pinjamkan untuk searching. Ketika ia bertanya apakah aku punya paket data. Dan kemudian, aku bersedia membantunya. Setelah ia menyebutkan beberapa kata kunci, tentang tipe-tipe yang ia inginkan.

Ia bilang, “Tolong carikan tipe F3, Kak.” Setelah sebelumnya ia sempat mencari tipe F3new, yang aku engga ngerti, ini apa. Tapi, karena ia memberi informasi lengkap, aku nurut aja. Kami juga sempat gantian googling. Aku sempat juga baca-baca dikit dan untuk mengetahui spesifikasi yang ia cari, meski sekilas. Selanjutnya, ia melakukan penelitian dan membandingkan data demi data terlebih dahulu, sebelum langsung ke lapangan. Ia semangat, menemukan informasi demi informasi. Setelah bertemu spesifikasi yang cocok, ia memutuskan untuk membelinya.

Hari-hari berikutnya, ia bergerak. Ia mulai bertanya langsung ke penjual di sekitar kami. Tidak hanya ke satu tempat, namun ke tempat-tempat berbeda. Namun hasilnya nihil, karena belum ada yang menurutnya cocok. Aku sampaikan padanya, pasti ada yang jual lagi, di mana-mana. Ayoo, berusaha. Semoga bertemu, yaa. 😀

Mengapa tidak memilih belanja online? Aku sempat terpikir seperti ini. Tapi tidak menyampaikan padanya. Karena barangkali ia ingin melihat langsung barang yang ia beli. Kalau suka, langsung bayar dan bisa bawa pulang. Kalau belum, bisa cari lagi. Tidak hanya lihat gambar-gambarnya aja.

Temanku memang penuh perjuangan. Ia adalah pribadi yang tegar, teguh, dan pantang menyerah. Ia tidak mengenal putus asa, makanya mau berjuang lagi. Sampai akhirnya, tibalah hari yang bahagia itu. Ia membawa wajah ceria. Ketika ku memperhati lagi, ia masih berwajah cerah.

Pagi-pagi sekali, ia memperlihatkan hasil usahanya. Sebuah android cantik, ada dalam genggamannya. Ia sempat juga memintaku mengotak-atik sekedjap. Untuk bisa memfungsikan aplikasi yang tidak bisa-bisa sejak tadi. Semoga bisa, lalu ku bantu. Mencoba mengulik sedikit demi sedikit. Karena sebelumnya dulu-dulu, aku juga pernah mengalami kendala serupa.

Awal mencoba, memang tidak langsung berhasil juga. Tapi aku juga tidak mau menyerah. Aku orangnya penasaranan juga. Walaupun tingkat penasaranku yaa, begitu-begitu saja. Tapi, dengan sebegininya rasa penasaran, aku tidak menyerah. Maka, ku lanjutkan mengulik lagi. Mengotak-atik android barunya, aku suka. Hingga tertemukan jawaban. Aha! Berfungsilah aplikasinya. Akhirnya, berhasil juga. Aku senang, berbahagia, ceria, sentosa, berbunga-bunga, gembira. Kami bahagia bersama.

Temanku tersenyum ceria, ketika ia bisa mengoperasikannya juga. Setelah ku jelaskan begini, begini, caranya. Aku lanjut ceria lagi, melihat wajahnya penuh senyuman. Aku bahagia, melihatnya bisa berekspresi bahagia. Kebahagiaannya melimpah padaku.

Aku senang dan tersenyum dalam kebersamaan kami, hari-hari berikutnya. Ketika sesekali ku melirik padanya, ia sedang tersenyum. Nah, suatu ketika ia memperlihatkan beberapa video lucu. Video sang buah hati yang sedang berekspresi. Aku jadi terinspirasi untuk membagi tentang ceria ini. Keceriaan temanku dan baby lucu berusia satu tahun dua bulan. Ia sudah bisa tersenyum, tertawa-tawa, dan bicaranya belum sekata. Tapi, suaranya sudah ada, bisa berucap sepotong-sepotong. Seperti, bbbrrhh, ayahahaha, kkhaaaah dan entah apa lagi.

Mengingat ini, aku terkenang ponakan terkecilku, juga. Ketika ia juga seperti ini, dulu. Saat usianya juga segitu. Bisanya bilang babababbbrrrr. Selanjutnya berekspresi unik saat ku ajak tersenyum. Aku suka membersamainya, berekspresi sama.

Keceriaan kami menjalani hari, teringat olehku. Ketika kami sempat bersama selama beberapa bulan. Sejak pagi, siang, sore, hingga malam. Bersamanya ku belajar keceriaan. Sejenak ku menjadi dirinya. Aku akhirnya, mudah tertawa, suka ceria, lalu lupa segalanya.

Singkat cerita, kami tidak bisa selamanya bersama-sama. Karena perlu melanjutkan perjalanan lagi. Perjalanan yang membuatku perlu berpikir. Bersama satu persatu pikiran, ku melangkah. Sehingga, keceriaanku menepi, sesekali. Hingga tibalah detik-detik, temanku berbagi cerianya. Aku terceriakan, jadinya.

Kali ini, wajah yang ku perhati, memang hanya sebentuk video saja. Walau begitu, ekspresi yang ia bawa dan bagikan, sudah cukup membuatku ikut berekspresi sama sepertinya.

Anak kecil bisa ceria, apakah yang ia pikirkan? Mungkin saja ia belum memikirkan sesuatu? Sehingga bisa seceria itu? Ku ingin bertanya padanya, tapi mana bisa ia menjawabnya? Maka, ku belajar memetik pesan, dari ekspresi ceria anak-anak.

Lihatlah, saat kita menghadapkannya pada sebuah kamera. Ia dapat tertawa menyaksikan wajahnya sendiri. Saat ia melihat wajah ceria tersebut, detik berikutnya ia ceria dan berusaha menggapai wajahnya. Karena ia suka.

Untuk bisa ceria, kali ini ada pesan yang ku petik :

  1. Sukailah yang kita lakukan saat ini, maka kita bisa ceria menjalaninya. Seperti mereka, anak kecil yang menghayati dan menikmati detik-detik waktunya.
  2. Keceriaan bisa datang dengan bercermin. Bercermin pada sesiapapun yang ada di dekat kita. Kalau wajah yang kita hadapi ceria, cerah tersenyum, maka kita pun melakukannya. Walaupun sebelumnya kita tidak dapat berekspresi, karena membawa pikiran kita sendiri. Buktinya, melihat temanku sungguh cerianya, aku pun membersamainya bersama senyuman.
  3. Selamat ceria, teman-teman… 😀 Meski kita bukan anak-anak lagi. Karena keceriaanmu dapat menebar, selayak sinar mentari menyinari hingga ke ruang hati sesiapapun.

Ini adalah pengalaman pribadiku, tentang keceriaan yang menular. Ku hadirkan sepenuh hati, untuk memeriahkan challenge ‘September Ceria’. Dear Obrolin, terima kasih untuk temanya, yaa.[]

#Obrolin #OMC #YukMenulis 

🙂 🙂 🙂

7 Comments Add yours

  1. da-AL says:

    I love the google translate widget on my site – have you thought about adding it to yours?

    Liked by 1 person

    1. My Surya says:

      Dear Maam, yes of course. I would love to adding it too. Thank you for visiting us, nice to meet you. Have a nice day and happy blogging. 🙂

      Liked by 1 person

  2. obrolin says:

    Ceria itu menular, belajar ceria dari anak kecil yang senantiasa ceria.

    Ceria sekali kak tulisannya, Mimin (Mimin apa Momon ya?) ikut ceria membacanya. Terima kasih sudah berpartisipasi kak 🙂

    Liked by 1 person

    1. My Surya says:

      Hai, siapapun di sana, Momon atau Mimin. Semangat Senin, semoga cerianya terjaga dan beraktivitas bersama keceriaan, yaa. 😀

      Alhamdulillah, terimakasih kembali buat Obrolin, yang mengobrolkan tema-tema menarik. Aku suka dan menyimak dengan baik. Tetap ada yaa, bertumbuh dan berjaya buat selama-lamanya… ~membersamaimubahagia dengan senyuman 🙂 🙂 🙂

      Liked by 1 person

      1. obrolin says:

        Salam ceria selalu kak 🙂

        Terima kasih Kak sudah menjadi penyimak Obrolin, semoga kita sama-sama bertumbuh dan terus berbagi.

        Liked by 1 person

        1. My Surya says:

          Salam seceria mentari pagi ini. 🙂
          Iya, sama-sama. Aku senang bersamai Obrolin sejauh ini. Aamiin, saling berbagi semangat yaaach. ^^

          Liked by 2 people

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)