Di Sudut Rumah Ini

Anak manis bunda, lagi apa engkau sekarang, Nak? Bunda sangat merindumu, juga ayahmu. Apa kabar kalian saat ini? Ich, tega yaa, ngebiar bunda sendiri di sini, seperti ini. Bunda sedih tanpa kalian di sisi. Ayolah sayang,  cepat kemari. Temani bunda yuu’ merangkai puisi dan suara hati di lembaran diari. Untuk kita abadi tentang segala yang terjadi dan kita alami. Termasuk tentang masa penantian seperti ini. Menanti belahan jiwa kepingan hati yang lama tak kembali.

Setelah sekian lama kalian pergi, akhirnya bunda menyadari, bahwa rumah ini menjadi sepi dan sunyi setiap hari. Tanpa suara canda dan tawa kalian lagi. Tanpa terdengar lagi ucapan salam ayah saat beliau sampai di pintu, sekembali menjemput rezeki ketika sore datang. Atau ucapan pamit beliau ketika pagi menjelang berangkat, lagi. Dan sebagai gantinya, hanya ada semilir angin yang menyibak dan menggerakkan tirai di kaca depan rumah kita, setiap kali bunda membuka pintu rumah ini. Sedangkan dari halaman, tiada yang berkunjung atau kembali. Ah, sedih sekali hati ini.  Namun bunda hanya bisa berdoa pada Ilahi dan bercerita tentang mentari pagi yang menyambut bunda dengan senyumannya setiap pagi.

Sesekali bunda menulis di diari, termasuk di sini. Agar sampai suara hati bunda pada kalian. Semoga kalian pun sempat lewat di sini, dan membaca suara hati bunda yang tersusun rapi. Kemudian meluangkan waktu untuk menyelami hari-hari bunda akhir-akhir ini. Walau kita tidak dapat bergenggaman jemari untuk saat ini. Semoga dengan membaca catatan ini, kalian dapat merasakan  hangat kasih yang bunda beri untuk kalian. Supaya kalian ingat untuk mengunjungi rumah kita lagi. Rumah bercat pingki, di sudut kota ini. Warna kesukaan ayah.

Yah, kini bunda masih di sini. Semenjak kalian pergi dan belum datang lagi. Bunda masih di sini. Tak ingin bunda meninggalkannya walau sehari, karena begitu banyak kenangan tentang kita di rumah ini. Di sudut ruang tamunya, bunda masih sering duduk-duduk manis. Duduk menanti, kepingan hati. Seraya merangkai suara hati. Dan setelah bunda bosan di sini nanti, bunda biasanya melangkah menuju teras lalu ke halaman. Untuk merawat dan memperhatikan bunga-bunga di kebun kita. Bunga-bunga senyuman di kebun iman, namanya. Kebun yang sedang harum-harumnya, semerbak. Karena bebunga bermekaran di dalamnya. Ada bunga mawar, melati, bunga lilin, kecubung, bunga asoka, bougenvil dan masih banyak lagi. Merekalah yang menjadi hiburan bunda saat ingat pada kalian mendekati pikiran. Maka bunda petik sekuntum melati, lalu menyelipkannya di antara lembar diari. Di antara lembar-lembaran kertas yang sudah bunda tulis rapi. Agar ia harum mewangi sepanjang hari. Seharum hati bunda yang menanti kalian kembali, dengan senyuman.

🙂 🙂 🙂

15 Comments Add yours

  1. Mutiara Fajar says:

    Bunda siapakah gerangan?
    Semoga penantian berujung manis dikemudian hari..

    Like

    1. MY SURYA says:

      Hiii sister, ccyuutt… ceritanya bunda anak-anak lagi menanti anggota keluarga lainnya kembali.
      Aamiin, mohon doa terbaiknya yaa sist, selalu dan lagi, hihii. 😀

      Like

      1. Mutiara Fajar says:

        oh.. insya alloh uni, yang terbaik.. masih di kampung kah? Kesibukannya apa skrng selain merangkai kata dan makna? #Eaaa ^^

        Like

        1. MY SURYA says:

          😀 Iyes sister, tengkiyouuu.. yaaacch…..
          Oiya, akhirnya sekarang yn merantau lagi sist, melipir-melipir sejenak ke Pekanbaru kota madani. Hihiii… hayuu- hayuu ke mariihh *merentangtanganlebar-lebar

          Like

          1. Mutiara Fajar says:

            waahh.. hidup penuh kejutan ya sist.. sudah ada di pekanbaru saja.. dalam rangkap apa disana? bekerja kah? suskes ya sist… bisa jadi di pekanbaru bertemu dengan pangeran berkuda putih.. hihi atau sudah yaa? hehe

            Like

            1. MY SURYA says:

              Iya sister, dalam rangka melanjutkan langkah, mewujudkan harapan, menjemput impian, bersilaturrahim dan semoga, semoga, semoga bertemu someone special yang sudah dijanjikan oleh-Nya. Btw dyia ada di sini, gaa yaaa? Kalau pun engga di sini, di mana pun dyia berada, “kalau jodoh pasti bertemu-ingatAfgan”.
              Dan sejauh ini, kami belum jumpa, sist…. *curhat.

              Heheee… 😀 lebaylebaymenjelangsore

              Like

              1. Mutiara Fajar says:

                hehe.. iya jodoh pasti bertamu, sist..
                kerja dimana skrng sis? kapan ya kita berjumpa lagi ^^

                Like

                1. MY SURYA says:

                  😀 Iya, kalau ga bertamu-tamu, ga jadi berjodoh lah yaaaa… 😉
                  Sekarang kerja di kontraktor, di jl. tuankutambusai juga lhoo. Yn pernah lihat-lihat RZ dari kejauhan, belum juga jadi mampir-mampir nyaa. Oiya, sister masih di RZ kha?

                  Like

                  1. Mutiara Fajar says:

                    alhamdulillah. sister jadi mengembangkan karir ya di kontraktor.. bagian apa sis?
                    wahh.. itu mah deket sama RZ pekanbaru..
                    iya masih ^^

                    Like

                    1. MY SURYA says:

                      Iyes sister, smoga kita makin berkembang, hehee.. 😉 di bagian Accounting sis, as like as my background, alhamdulillah… iya, kita tetanggaan di sini Sist, tetangga yang belum bersua. ^^

                      Like

    1. MY SURYA says:

      Hai, Mr. Chris White, welcome home.. 🙂
      Thank you for smile, have a nice and happy blogging 😀

      Like

  2. Leeby Geeby says:

    Hey there. Thank you kindly for following my blog. Warmest wishes.

    Like

    1. MY SURYA says:

      Hi Leeby Geeby,
      Yes, 🙂 heartfully and hope you enjoy it. Thank you very much for visiting me back 🙂
      Best Regard,

      Liked by 1 person

      1. Leeby Geeby says:

        You’re welcome!

        Like

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)