aHHa…!?!

on

Awalnya, aku tidak ada ide untuk merangkai catatan hari ini. Namun aku sangat ingin mengabadikan kisah perjalanan. Maka, aku bermain-main sejenak di lembaran berisi gambar-gambar. Ku perhatikan semua dengan teliti. Lalu ku utak atik semuanya. Ada yang ku buang, pun ku sisihkan ke bagian berbeda dari sebelumnya. Selain itu, ada juga yang ku edit-edit sebisa nya. Sehingga terjadi perubahan pada gambar-gambar tadi.

Sangat lama aku berada di bagian gambar-gambar. Hingga bertemu ku dengan sebuah potret diri. Aku masih ingat ekspresi tersebut, kapan aku mengambilnya. Tadi pagi, ya, pagi tadi aku selfie dulu sebelum berangkat aktivitas. Sebuah ekspresi yang terbidik kamera tersebut, memunculkan ideku malam ini. Makanya, berbekal sepotong gambar, aku mulai merangkai catatan. Catatan dengan tema "Cantik – Tersenyumlah 🙂 🙂 🙂 "

Cantik. Berbincang tentang satu kata ini, aku teringat dengan pesan seorang teman tadi siang. Pesan yang beliau sampaikan tanpa sengaja untuk memesankan. Namun beliau hanya menimpali percakapan yang terjadi di antara kami sore tadi. Saat itu kami sedang membahas tentang kecantikan. Ya.

Cantik adalah satu kata yang sangat menarik dan aku suka. Maka, saat mendengar satu kata ini, aku langsung tersenyum. Senyuman cantik akan menebar pada wajahku lalu aku pun bahagia bersamanya. Apalagi kalau ada yang menyampaikan satu kata ‘cantik’ padaku. Tentu saja aku akan berbunga-bunga di dalam hati, lalu memekar kelopaknya pada pipi. Pipi yang akhirnya melebar dan tertariklah dua ujung bibir ke kiri dan kanan bersamaan. Aku tersenyum seketika. Termasuk saat merangkai kalimat pada paragraf ini. Aku membayangkan kecantikan dan keindahan nan memukau. Lalu bagaimana denganmu teman? Apakah engkau pun?

Membahas tentang satu kata cantik ini, tentu tidak akan membuatku bosan. Namun akan memunculkan sekantong semangat di dalam dada untuk ku beraikan. Ya, kantong tersebut tidak akan satu lagi. Namun akan berkantong-kantong banyaknya, setelah aku memberai banyak pengertian tentang cantik ini.

Ketika kami memperbincangkan tentang satu kata bernama cantik ini, tadi. Seorang teman menimpali bahwa sesungguhnya kecantikan yang sejati itu berasal dari tetesan air wudu yang membasahi wajah. Maka dari sanalah kecantikan pada wajah memancar. Wajah akan berseri-seri dan menarik. Wajah akan berbinar dan penuh cahaya. Serta menenangkan sesiapa saja yang memandangnya. Karena pada wajah yang selalu basah oleh air wudu tersimpan kecantikan alami. Kecantikan karena auranya keluar dari dalam hati. Sehingga inner beauty nya menunjukkan diri.

Cantik. Siapa sih yang tidak ingin cantik? Semua kita (yang perempuan) tentu ingin memiliki wajah yang cantik, kan? Sedangkan kaum Adam tentu ingin membersamai wajah yang ganteng, bersih dan bersinar yaa… Aku specially, sangat senang memperhatikan wajah yang seperti di atas. *glek..[]

Kecantikan yang kita idam-idamkan tersebut, dapat segera kita saksikan. Ya, walaupun wajah kita pas-pasan dan tidak secantik para artis dan aktris yang sering kita saksikan di TV. Namun yakinlah bahwa kita pun memiliki kecantikan seperti mereka semua. Kecantikan yang membuat kita perlu terus mensyukurinya. Syukur yang perlu terus kita taut eratkan di dalam hati. Agar kecantikan yang kita punyai senantiasa abadi hingga nanti. Walau usia kita menggerus kecantikan fisik secara perlahan, namun hati yang cantik akan terus memancar pada wajah. Inner beauty, namanya.

Hari ini, kita boleh berhias sedemikian rupa dan menggunakan kosmetik beraneka rupa untuk menjaga kecantikan wajah. Namun kalau hati dan kondisi nya tidak kita pentingkan, maka kecantikan fisik tidak akan bertahan lama. Hanya ketika kita muda saja. Namun kalau sudah dimakan usia, wajah yang kita jaga pun akan mengkerut. Ia menjadi tidak cantik lagi seperti semula.

Berbeda hal nya kalau kecantikan kita berasal dari dalam hati. Maka ia akan senantiasa abadi. Meskipun toh akhirnya wajah ini akan mengkerut, namun masih terlihat gurat-gurat kecantikan di sana. Kecantikan yang berasal dari hati. Karena kita membersihkannya lebih sering dengan air wudu, bukan dengan alat kosmetik saja. Nah… kita pilih yang mana? Apakah kecantikan abadi selamanya ataukah yang hanya sementara saja?

***

aHHa…?!? 😀 Aku ingat suatu cerita. Cerita tentang seorang nenek yang sudah tua. Usia beliau lebih dari sembilan puluh tahun di dunia. Namun wajah beliau bersih dan baby face banget. Apalagi telapak tangan beliau. Saat aku menyalami beliau dan menggenggam jemari beliau, aku merasakan kelembutan dan kehalusan di sana. Seperti kulit bayi adanya dan aku segera memutar pikir tentang keadaan tersebut. Lalu menanya pada beliah tentang tips menjaga inner beauty. Beliau semasa muda, gemar berwudu dan tersenyum, rupanya. Luar biasa. Ini sungguh luar biasa. Ah, aku pun ingin mengikuti jejak beliau, aach. Agar ketika aku tua nanti, masih cantik dan ceria seperti ketika aku masih muda.

Hari ini, dari pesan yang teman sampaikan walau secara tidak langsung, kita dapat memetik hikmahnya, berikut:
1. Rajin berwudu
2. Jaga kesehatan dan pola makan
3. Biasakan tersenyum sejak muda dan praktikkan
4. Gemarlah berbagi, walau seulas senyuman pada diri kita.
5. Bersenyumanlah dengan sesiapa saja, kapan saja, di mana saja
6. Cantik – Tersenyumlah untuk semua & dirinya
7. Tersenyum itu mudah kalau kita terbiasa. Ia indahkan wajah, kalau kita bersamanya.
8. Aku suka wajah-wajah yang penuh senyuman. Maka aku ingin tersenyum bersamanya. Senyuman selamanya.
9. Aku ingin di akhir kehidupan di dunia, tetap bersama senyuman. Hingga jiwa sudah berpisah dark raga. Aku ingin masih tersenyum… Mohon do’anya, yaa… Semoga engkau pun bercita yang sama. Sehingga kita dapat saling bertukar senyuman, yaa.

"Selamat melanjutkan aktivitas penuh semangat dan semoga sukses selalu, yaa. Sampai berjumpa lagi di hari esok bertabur senyuman yang lebih cerah dan indah…"
🙂 🙂 🙂

Keep Istiqamah & Salam Ukhuwah,
~My Surya~

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)