Guru Kita Ada di mana-mana

Best
Good Mood

Hari ini, aku punya background blog yang baru. Yyees, gak asal bikin, juga ga terlalu resmi.  Intinya, ia ada karena semenjak tadi malam, aku belajar ilmu baru. CorelDraW. Yuhu, walaupun hanya dan baru bisa nempel-nempelin huruf-huruf dan gambar yang ada, namun, hasil yang manis itu, tentu punya arti.  Karena setiap gambar mempunyai cerita, kalau kita membacanya. Ya, begini.

Mari kita mulai dari bagian bawah terlebih dahulu, yuuk?.

IKAN

Ikan itu hidup di dalam air. Dan ikan memerlukan air, hampir di seluruh masa usianya. Karena bagi ikan, air adalah kebutuhan pokoknya. Sehingga berada di dalam air, adalah satu kebahagiaan tersendiri, bagi ikan. Namun demikian, ikan tidak mudah terpengaruh oleh jenis air yang mengelilinginya.  Seperti ikan di laut, misalnya. Walaupun lingkungannya asin, namun dapat kita membuktikan, bahwa tidaklah daging ikan yang berasal dari laut tersebut, terasa asin, bukan?

Intinya adalah, ikan itu makhluk yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Namun ia dapat menjadi dirinya sendiri, walaupun di lingkungan mana ia tinggal. Dan belajarlah kita dari makhluk hidup sebangsa ikan ini, yang mampu menjadi dirinya sendiri.

Selanjutnya…

PERLENGKAPAN TULIS

Ketika memandang ke bagian kanan hingga ke atasnya, maka kita dapat menyaksikan beberapa peralatan tulis seperti clip, penggaris,  jarum yang ada topinya, dan gelang-gelang, aih… itu gelang apa ya? Then, lembaran kertas yang tidak sempurna rupanya. Berikutnya adalah sebatang pinsil.

Walaupun benda-benda itu tersebar di mana-mana dan tidak teratur adanya, namun ia sangat berarti. Karena masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Pinsil untuk menulis, sedangkan kertas sebagai sarana untuk menampung hasil tulisan. Lalu, pernak-pernik tadi, dapat berfungsi sebagai penjepit beberapa lembar kertas agar ia bersatu. Atau, dengan menggunakan jarum, kita dapat menempelkan kertas di atas selembar stereofoam, misalnya. Intinya, mereka semua berharga.

Begitu pula dengan kehidupan yang sedang kita jalani. Walau di manapun, dan kapanpun kita bertemu dengan sesiapa saja dan apapun itu. Yakinlah, bahwa mereka semua ada, karena bermakna. Walaupun kecil tampilannya, meskipun tidak terlihat oleh mata, misalnya, namun yakinlah, tidak ada yang dicipta sia-sia dan tanpa makna. Oleh karena itu, dapatlah kita belajar dan mengambil pelajaran dari apa saja, selagi kita mau. Dengan demikian, tiada hari yang kita lewatkan tanpa belajar.

Aaii, indahnya.

Setelah kita mengambil pelajaran dari apa saja yang kita lihat, maka merupakan salah satu kewajiban kita untuk merangkainya dalam barisan tulisan. Tulisan yang dapat menjadi jalan bagi kita untuk mengingat lagi hasil pelajaran yang pernah kita tuliskan. Ya, karena tidak selamanya kita dapat mengingat, bukan?

Ada waktunya kita terlupa pada bahan pelajaran. Ada masanya kita tidak teringat akan ia. Maka dengan adanya lembaran kertas yang berisi catatan kita, maka serta merta catatan-catatan tersebut dapat menjadi jalan yang mengembalikan ingatan kita lagi, saat ia terbang sejenak.

Menulislah dengan baik.  Agar apa yang kita tulis, dapat kita baca lagi.  Dan yang membacanya, tentu ‘mungkin‘ saja tidak lagi diri kita sendiri, namun orang lain juga. Yang mempunyai kesempatan untuk membacanya.

Pada saat menulis, tulislah yang berguna. Saat merangkai kata, rangkailah yang bermakna. Seperti halnya ketika kita berbicara bersama raga yang ada nyawanya, maka menulislah pula dengan sepenuh jiwa. Agar, segala yang kita tulis menjadi hidup dan bernyawa pula. Dengan kalimat ini, aku teringatkan pada salah seorang guru yang ku temui. Beliau pernah menulis kalimat, begini, “Jika jiwa saja tak kau punya, kau hendak berbagi kepada dunia dengan apa?” (Fachmy Casofa). Kalaulah kita hendak berbagi dengan tulisan berguna, maka mempunyai jiwa saat merangkai tulisan adalah pesan beliau.

Dan kembali lagi ke sisi bawah, di atas ikan-ikan yang sedang berenang, maka kita akan berjumpa dengan beberapa huruf yang terangkai. Dan huruf demi huruf tersebut, tidak sebanyak jumlah abjad. Hanya beberapa saja, dan ia terpilih. Itu maknanya adalah, tentang orang-orang yang berada di dalam kehidupan kita. Ya, tidak semua hambanya, berada dekat dan selalu bersama kita. Namun hanya yang terpilih saja, yang menjadi bagian dari kehidupan kita.

Oleh karena itu, hargailah beliau yang dekat, pahamilah beliau yang sedang dekat, dan ingatlah yang sedang jauh. Karena keberadaan kita tidaklah sempurna, tanpa yang dekat dan yang jauh. Seperti abjad-abjad itu. Kalaulah saja hanya beberapa saja diantaranya yang kita pakai, maka kita tidak akan dapat merangkai barisan kalimat yang membentang hingga membentuk paragraf yang indah.

Ya, jikalah saja untuk merangkai kalimat, kita hanya boleh menggunakan abjad-abjad tertentu saja, sedangkan yang lainnya tidak? Betapa tidak bebasnya kita dalam mencipta paragraf, bukan?

So, walaupun hanya beberapa saja dari hamba-hamba-Nya yang berada di dekat kita saat ini, yakinlah bahwa yang lainnya pun sedang bersiap untuk menjadi bagian dari kehidupan kita. Ya, percayalah. Karena beliau ada untuk membuat kehidupan kita menjadi lebih sempurna. Hanya belum tiba waktunya. Makanya, sekarang beliau berada jauh di sana.

KEPINGAN HATI

 

Dan, hey…!? Teman… lihatlah beberapa lambang yang berada sangat dekat dengan huruf-huruf tersebut.  Sepotong lambang berbentuk hati. Dan keberadaannya berdekatan satu sama lainnya. Ini berarti, bahwa kepingan-kepingan tersebut adalah hati hati kita semua. Ya, ia yang tidak lagi sempurna, sesungguhnya telah dan sedang berpencar entah ke mana. Ada di antara kepingannya yang menempel di hati orang tua kita, maka kita senantiasa merindu beliau saat jauh dari tatapan mata. Ada pula kepingannya yang menempel pada hati sahabat kita, hingga kita pun teringatkan pada sahabat-sahabat yang sebelumnya begitu akrab dalam kebersamaan. Sedangkan kini, jauh pula dari raga kita.

Demikian pula dengan kepingan hati yang lainnya. Ia pun menempel pada hati sesiapa yang pernah kita sapa, pernah berjumpa, bertukar kata, berbarter bahasa. Dan berhati-hatilah saat kita menyadari, bahwa hati kita telah bertebaran di mana-mana dan pada siapa-siapa. Ya, dengan adanya hati yang saat ini dekat sangat dengan kita, usahalah untuk menatanya lagi. Agar ia tidak mudah sakit, ketika ada yang mencoleknya. Agar ia tidak mudah terbang membumbung tinggi, saat ada yang mengangkatnya. Agar ia tidak pula jatuh berderai di tanah, karena ada yang menghina padanya. Ya, jagalah hati kita yang sekeping itu, dengan baik. Agar ia pun bahagia membersamai kita.

And then… maju ke atas, kita akan berhadapan dengan seekor kucing.

KUCING.

Kucing itu, aku ibaratkan dengan Catchy. Catchy adalah seekor kucing manis yang doyan ngemil.  Xixii. Dan berada di dekat makanan, merupakan kebahagiaan baginya.  Seperti pula aku, yang dalam kesempatan merangkai catatan, perlu berdekatan dengan makanan-makanan ringan. Dan kesimpulannya adalah, aku dan Catchy  sama. Kami sama-sama makhluk hidup.  Namun ada yang membedakan kami… ->???  Saat aku bergegas merengkuh makanan, ketika perutku lapar, maka apakah yang dapat aku lakukan, ketika pikirku pun kehausan? Maka dengan ilmulah ia akan tenteram. Lalu hatiku, ketika ia sedang alami hal yang sama pula. Maka dengan mengingat Allah.. hati menjadi tenteram.

“…Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)”

🙂 🙂 🙂

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)