Rehat Beautiful

Rehat Beautiful

Makan malam ga selesai,

shalat,

pasang penghangat di punggung,

bobok…

😀 🙂 😀

Itulah beberapa aktivitas yang aku lakukan pada awal malam ini. Sehingga aku tidak sempat merangkai catatan sebagaimana biasanya. Oleh karena itu aku sungguh tidak akan dapat mengetahui tentang jejak hari ini.

Dengan kondisi fisikku yang tidak sebagaimana biasa, aku menjadi sanksi dapat bangkit esok pagi dengan penuh semangat. Makanya, ku upaya untuk bersegera sleeping beauty, lebih awal. Agar tidak terlalu banyak energi yang tersita. Dan dapat pula pikir ini berdamai sementara dengan raga. Sehingga ia dapat kembali untuk beberapa masa saja, membersamai jiwaku yang seakan tidak berdaya. Ada degub tidak biasa pula di area kediamannya, baru saja. Sesaat setelah aku bangun dan berdiri. Aku tersentak saat menyadari semua. Dan setelah aku rasa-rasa, memang ia berdetak sungguh cepat. Aah, aku ingin baik-baik saja.

***

Aku masih ingin menatap cerahnya senyuman mentari esok pagi-pagi sekali. Dan detik waktu yang aku jalani hingga saat itu tiba, akan menjadi masa-masa penuh penantian. Betapa aku bahagia, ketika menemui kenyataan. Bahwa ternyata mentari senantiasa tepati janjinya untuk kembali bersinar setiap pagi.

***

Mentari,…

Malam belum terlalu larut,

Menatapku ke arah langit yang mulai menggulita dan berkabut,

 

Mentari,…

Engkau ada di mana semenjak siang tadi?

Tidak ku lihat engkau tersenyum sepanjang hari ini,

termasuk saat ini.

 

Mentari…

Adakah engkau sedang rehat dengan nyenyakmu?

atau hanya perasaanku saja?

karena beberapa saat setelah berpikir demikian, kembali ku ingat bahwa engkau senantiasa bersinar, tidak kenal waktu.

walau memang, tidak selalu engkau menerangi alam di mana aku berada.

 

Mentari,…

Aku janji, esok akan tersenyum menyambutmu.

bahkan sebelum fajar menyingsing, aku sedang menyambutmu

 

Mentari,…

Aku bobok dulu yaa…

(yakinku, engkau sedang tersenyum)

🙂 🙂 🙂