Hingga Mentari Bersinar Lagi

English: Sunrise from the top of Sri Pada moun...
English: Sunrise from the top of Sri Pada mountain (Adam’s Peak), Sri Lanka Français : Lever de soleil au sommet du Pic d’Adam, Sri Lanka (Photo credit: Wikipedia)

Teman, dalam kehidupanmu yang sedang engkau jalani. Engkau akan sampai pada masa ketika engkau tidak lagi menjalaninya seperti biasa. Saat engkau berada pada keadaan yang engkau belum pernah bayangkan sama sekali ‘mungkin’. Dan kemungkinan itu akan engkau alami.

Engkau mungkin saja akan berjalan-jalan pada malam hari di kelamnya yang pekat. Seorang diri atau pun engkau bersama-sama dengan para sahabat. Atau? Engkau akan berehat sungguh lama pada siang harinya. Hingga engkau tidak lagi menyadari, apakah siang itu masih ada? Dan malam itu masih menjadi bagian dari hari? Nah! Engkau akan sampai pada masa itu, meskipun beberapa lama saja.

Dapat engkau percaya ataukah tidak, sesungguhnya engkau sedang dalam proses untuk menuju ke sana. Engkau sedang dalam perjalanan yang ‘mungkin’ tanpa engkau sadari, engkau telah menjadi bagian dari orang-orang yang memaksimalkan banyak waktunya. Sehingga ‘mungkin’ engkau benar-benar merasakan bahwa semua seperti biasa. Padahal sudah tidak lagi kebiasaanmu.

Teman, untuk dapat keluar dari kebiasaan kita yang biasa, memang tidak mudah adanya. Butuh banyak waktu, butuh lama masa dan komitmen yang kuat serta kegigihan yang paripurna. Terlebih lagi kalau kita ingin menjadi seorang yang tidak lagi melakukan aktivitas serupa sedangkan masa telah berganti pula.  Kita butuh lebih banyak berdoa, kita perlu lebih sering lagi berusaha. Agar kita dapat melaksanakan segala yang pernah kita rencana. Walaupun berat adanya. Namun pikullah dengan perlahan. Maka engkau tidak akan lagi merasakan keberatan.

Haaaa??? Betapa lega rasanya mendapati segala yang kita cita berada di alam nyata. Sungguh memesankan berbagai ekspresi kiranya. Ada senyuman yang memekar segera, ada tawa yang pecah seketika, karenanya. Pun airmata. Tidak jarang ia mengalir dengan semaunya. Airmata penuh keharuan, begini namanya.

Ketika harapan menjadi kenyataan. Banyak harapan berikutnya yang kembali kita semaikan. Saat cita berwujud, maka kita pun semakin antusias dalam membersamai cita tersebut. Hingga kita benar-benar menyadari. Bahwa ternyata semua tidak semata ilusi namun menjadi bukti.

Aku pernah berjanji untuk terus belajar dan melihat-lihat segala perubahan yang berada di lain negeri, kapan saja. Aku ingin terus berjuang dan berusaha untuk meneruskan perjalanan kehidupan dengan harapan yang terus menyala. Pun aku berhasrat untuk menjadi bagian dari engkau, teman. Maka saat kini kita bersama, berjumpa dan bersapa. Wahai alangkah bahagianya. Karena aku ‘mungkin’ saja belum pernah menjumpamu. Aku mungkin saja tidak akan pernah bersua denganmu. Huwwwaaa… kalau tidak di sini, tentu kita tidak akan pernah saling mengenal, yaa. Aku terharu.

😀

Dari lain negeri engkau hadir, hanya untuk menyapaku.

Dari berbagai alam engkau datang, untuk menghampiriku.

Dari dalam jiwamu terdalam, engkau berhasil mengguncangkan keteguhanku.

Dari ketulusanmu, engkau sedang menyentuh kehidupanku.

Dari senyumanmu, aku belajar untuk mensenyumi kehidupan.

Dari pengalamanmu teman, aku menjadi tidak perlu lagi menjalani hal serupa agar aku pun berpengalaman. Karena cukup dengan menyimak kisahmu aku pun seakan menjalani hal demikian.

Dari dulu sampai sekarang hingga masa yang tidak terhingga, aku suka mentari.

“Dari sini ku sampaikan, keep your health yaa…?!,” a message to me, specially.

🙂 🙂 🙂

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)