Cuaca Hari Ini

Ketika cuaca alam seperti saat ini, aku sangat suka menatap ke arah atas. Karena di sana, ada banyak sekali halilintar dan kilat sambar menyambar. Datangnya yang cepat, begitu pula dengan perginya. Sungguh inginku menatapnya lagi, beberapa saat setelah ia berlalu.

Sengaja ku membuka daun jendela dan menyibakkan tirainya. Agar aku dapat menyaksikan dengan jelas, setiap perubahan yang terjadi. Terkadang benderang di langit, berwarna ungu dan benderang. Kadang berubah menjadi biru dan memutih. Sungguh tampilan alam yang mampu membuatku takjub. Sungguh aku terpesona dengan pemandang

Bahasa Indonesia: Foto ini diambil ketika meli...
Bahasa Indonesia: Foto ini diambil ketika melintas di daerah Tumbang Nusa, Kalimantan Tengah. Tepat di pinggir jalan Provinsi. (Photo credit: Wikipedia)

an serupa. Inginku tidak mengedipkan dua bola mata ini, agar ku tidak terlewat satu episode yang ia tampilkan.

Kilat dan halilitar, ia datang seringkali ketika  hujan sedang turun ke bumi. Seperti halnya bunyi gemuruh yang menjalar di angkasa, begitu pula dengannya. Ya, seakan mereka saling memberi pertanda. Tentang siapa yang akan hadir duluan, atau yang berikutnya. Sungguh perpaduan kejadian alam yang memesona mata saat memandang dan menyentuh alat indera pendengaran ini.

Ketika cuaca siang terang benderang, aku menyukai sinar mentari. Saat gelap malam menyelimuti alam, aku terkagum pada rembulan. Begitu pula saat ini. Ketika hujan sedang membasahi alam, aku tiada henti menyaksikan pergerakan kilat. Dan menyimak sangat hikmat suara gemuruh yang bersahutan. Walaupun dari kejauhan, ia sedang memperdengarkanku musik kehidupan yang alami. Betapa semua menyisakan kesan tersendiri di dalam hati. Dan  berbeda-beda pula pesan yang ia titipkan di sana.

aH… Alangkah tak layak aku kiranya, masih menikmati itu semua. Kalau saja aku tidak segera mengingat ADA SIAPA di setiap moment yang ku perhatikan di alam ini.

Termasuk pula ketika damai alam sedang memenuhi ruang hari ini. Bersama semilir angin yang memang tidak akan pernah terlihat. Namun kehadirannya dapat aku rasakan dengan kesejukan yang membaluri raga ini. Subhanallah… betapa kemewahan yang tidak akan pernah dapat ku bayar dengan harta benda. Hanya syukur kupersembahkan kepada Allah Yang Maha Mengatur segalanya. Lalu tersungkur di hadapan-Nya. Bersama segenap harap dan doa yang kembali menyemaikan benihnya. Berharap, esok lagi ku dapat menikmati kondisi yang serupa. Menjadi bagian dari berbagai cuaca alam yang menghiasi semesta.

Hari ini, akan menutup pintunya. Sedangkan aku tidak akan lagi dapat memasukinya setelah pintu itu benar-benar merapat. Dan aku tidak akan pernah lagi dapat menyaksikan beraneka cuaca yang pernah berlangsung di dalam hari ini. Kalau saja aku tidak bersegera untuk mengabadikannya di dalam rangkaian kata. Karena tiada alat perekam yang ku punya di sisi. Untuk memprasastikan segala yang ada. Namun semoga, dengan membuka lagi halaman ini, aku dapat kembali bernostalgia dengan cuaca yang terjadi di sepanjang hari ini. Cuaca yang tiada henti membuatku terkagum sungguh terpesona. Aku bahagiaa semenjak pintu hari ini mulai membuka. Hingga ia akan segera menutup lagi.

Bersama tampilan raga yang lama dan telah ku bawa semenjak lama. Aku melangkahkan kaki-kaki ini untuk meneruskan perjalanan di dunia. Berbekal cita yang senantiasa ku perbarui adanya, harap dapat menjadi nyata. Bersama jiwa yang ku usaha menata sedemikian rupa, harap ia menjadi terjaga. Bersama doa-doa terindah dari keluarga, teman-teman, sahabat dan sesiapa saja, harap ia menjadi pelindungku dari segala bahaya. Bersama-Nya, harapanku kembali bersemi.

🙂 🙂 🙂

  • Day 32 (danaelina.wordpress.com)

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)