Rizki kita yang sesungguhnya tidak hanya berwujud materi…

on

Rizki kita yang sesungguhnya, tidak hanya berwujud materi maupun harta benda. Namun, pertemuan dengan teman-teman yang baik, bersahabat dengan hamba-hamba-Nya yang mau menegur ketika kita khilaf dan mau mengingatkan ketika kita lupa, merupakan rizki yang tidak berwujud. Apa sebab? Karena bersama beliau kita kembali mau mengucap syukur pada-Nya yang telah mengirimkan beliau-beliau semua kepada kita, yaa. 🙂

“Bagikanlah sepuluh persen (minimal) dari setiap pendapatan yang engkau terima, kepada orang tua. Agar berkah”, begini kalimat yang Bapak Adriza rangkai untukku, tadi pagi. Di sela-sela waktu, kita duduk bersama. “Iya, karena kalau kita ukur dengan kacamata dunia akan maknanya, maka kita akan sangat sulit untuk percaya. Tentang bagaimana balasan yang akan kita peroleh setelahnya”, ungkap Ibu Elly, istri beliau menambahkan. Wahai, terima kasih Ibu dan Bapak, atas segala perhatian yang mengesankan. Saya akan selalu mengingat pesan-pesan penting yang sangat berharga dan sampai padaku. Meski nanti kita belum dapat bertatap muka lagi untuk duduk bersama. Ai! Saya terharu akan kasih sayang-Nya Yang Memberi saya kesempatan untuk dapat menjadi bagian dari kehidupan beliau berdua, orang tuaku di kota ini…”

Sebait nasihat, apabila saya lupa menuliskannya, maka saya menjadi mudah pula lupa padanya. Namun, dengan berikhtiar untuk menuliskannya, semoga ia dapat menjadi alarm yang berdering nyaring sebagai pengingatku. Ya, begini yang seringkali saya lakukan akhir-akhir ini. Agar saya tahu, bahwa terdapat berbait-bait kata yang tertuju pada diri ini, sebelumnya. Supaya abadi pula ia, membentuk prasasti yang ku gantungkan di dinding istana hati. Tentu saja dengan membingkainya terlebih dahulu. Kemudian, saya menatapnya lagi, ketika zaman memintaku untuk meninjau kondisinya.

‘@-@ [Bersama Jiwa-Jiwa nan Muda].

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ”... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 28)